KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
A. Pengertian konservasi
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain :
a. Memelihara dan melindungi tempat - tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas - batas yang wajar.
b. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
c. Melindungi benda - benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
d. Melindungi benda - benda ( dalam hal ini benda - benda peninggalan sejarah dan purbakala ) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.
Kegiatan konservasi ini biasanya dilakukan melalui Lembaga Konservasi yakni lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ), yang berfungsi untuk pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan atau satwa, dengan tetap menjaga kemurnian jenis, guna menjamin kelestarian keberadaan dan pemanfaatannya.
Lembaga Konservasi mempunyai fungsi utama pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwa, dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Lembaga Konservasi, juga mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, sarana perlindungan dan pelestarian jenis, serta sarana rekreasi yang sehat. Pengelolaan Lembaga Konservasi dilakukan berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa.
B. Penyebab Kepunahan Flora dan Fauna
Hewan dan tumbuhan di dunia ini semakin hari semakin terdesak kehdupannya oleh bebrapa aktivitas manusia, perubahan iklim. sehingga, sedikit banyak terdapat hewan dan tumbuhan pun yang berkurang jumlahnya dan lambat tahun mengalami kepunahan.
Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:
a. Bencana Alam
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah komunitas hewan dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
Di indonesia salah satu bencana alam yang sering terjadi dan menyebabkan berkurangnya flora dan fauna adalah kebakaran hutan. Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati terbakar.
b. Seleksi alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap hidup dan tinggal di lingkungan hidup tersebut. Sebaliknya makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah atau pindah ke lingkungan hidup lain.
Ada dua faktor yang menentukan seleksi yaitu sebagai berikut.
- Faktor alam
Faktor alam tertentu membatasi kemampuan hidup suatu organisasi, misalnya di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim panas dan jumlah air yang sangat sedikit. Begitu pula hewan-hewan tertentu tidak dapat hidup pada keadaan alam tertentu.
- Faktor lingkungan
Sesama makhluk hidup sering bersaing dalam memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut yang kalah akan punah sedang yang menang akan tetap bertahan hidup.
Salah satu contoh seleksi alam ini seperti kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
c. Adaptasi terhadap lingkungan
Adaptasi adalah usaha makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan atau kondisi lingkungan hidupnya. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk baru yang berbeda pula.. Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini, bukanlah merupakan yang pertama di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan.
d. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
Aktivitas manusia yang menyebabkan ketidakseimbangan makhluk hidup diantaranya :
a. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain-lain. dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
b. Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.
c. Pembalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar, khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan hutan (pembalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
d. Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan pemukiman yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya pilihan untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa liar akan semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain :
a. Memelihara dan melindungi tempat - tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas - batas yang wajar.
b. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
c. Melindungi benda - benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
d. Melindungi benda - benda ( dalam hal ini benda - benda peninggalan sejarah dan purbakala ) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.
Kegiatan konservasi ini biasanya dilakukan melalui Lembaga Konservasi yakni lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ), yang berfungsi untuk pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan atau satwa, dengan tetap menjaga kemurnian jenis, guna menjamin kelestarian keberadaan dan pemanfaatannya.
Lembaga Konservasi mempunyai fungsi utama pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwa, dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Lembaga Konservasi, juga mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, sarana perlindungan dan pelestarian jenis, serta sarana rekreasi yang sehat. Pengelolaan Lembaga Konservasi dilakukan berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa.
B. Penyebab Kepunahan Flora dan Fauna
Hewan dan tumbuhan di dunia ini semakin hari semakin terdesak kehdupannya oleh bebrapa aktivitas manusia, perubahan iklim. sehingga, sedikit banyak terdapat hewan dan tumbuhan pun yang berkurang jumlahnya dan lambat tahun mengalami kepunahan.
Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:
a. Bencana Alam
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah komunitas hewan dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
Di indonesia salah satu bencana alam yang sering terjadi dan menyebabkan berkurangnya flora dan fauna adalah kebakaran hutan. Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati terbakar.
b. Seleksi alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap hidup dan tinggal di lingkungan hidup tersebut. Sebaliknya makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah atau pindah ke lingkungan hidup lain.
Ada dua faktor yang menentukan seleksi yaitu sebagai berikut.
- Faktor alam
Faktor alam tertentu membatasi kemampuan hidup suatu organisasi, misalnya di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim panas dan jumlah air yang sangat sedikit. Begitu pula hewan-hewan tertentu tidak dapat hidup pada keadaan alam tertentu.
- Faktor lingkungan
Sesama makhluk hidup sering bersaing dalam memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut yang kalah akan punah sedang yang menang akan tetap bertahan hidup.
Salah satu contoh seleksi alam ini seperti kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
c. Adaptasi terhadap lingkungan
Adaptasi adalah usaha makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan atau kondisi lingkungan hidupnya. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk baru yang berbeda pula.. Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini, bukanlah merupakan yang pertama di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan.
d. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
Aktivitas manusia yang menyebabkan ketidakseimbangan makhluk hidup diantaranya :
a. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain-lain. dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
b. Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.
c. Pembalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar, khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan hutan (pembalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
d. Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan pemukiman yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya pilihan untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa liar akan semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.
C. Pelestarian Flora dan Fauna dengan cara konservasi
Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti :
1. Kawasan Suaka Alam (KSA)
a. Cagar Alam
Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb.
b. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya. contoh suaka margastwa Muara Angke.
2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
a. Taman Nasional
Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll.
b. Kebun Binatang / Kebun Raya
Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
c. Taman wisata alam
Taman wisata alam adalah KPA yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi
REFERENSI
Wardiyatmoko,K. 2014. Geografi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Tika, Pabundu Dkk. 2014. Jelajah Dunia Geografi SMA/MA kelas XI. Jakarta timur: Bailmu
Somantri, Lili dan Huda, Nurul. 2014. Geography 2 (for grade XI senior high school sosial sciences program. Bandung: Grafindo
Jarot. 2012. Anggrek Hitam Cagar Alam Padang Luway.sumber Balai KSDA Kalimantan Timur (http://bksdakaltim.dephut.go.id/anggrek-hitam-cagar-alam-padang-luway/) di akses tanggal 21 April 2015 pukul 15.20 WIB
2011. usaha pelestarian flora dan fauna https://geographyeducation.wordpress.com/2011/11/02/usaha-pelestarian-flora-dan-fauna/di akses tanggal 22 April 2015 pukul 10.20 WIB
Wardiyatmoko,K. 2014. Geografi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Tika, Pabundu Dkk. 2014. Jelajah Dunia Geografi SMA/MA kelas XI. Jakarta timur: Bailmu
Somantri, Lili dan Huda, Nurul. 2014. Geography 2 (for grade XI senior high school sosial sciences program. Bandung: Grafindo
Jarot. 2012. Anggrek Hitam Cagar Alam Padang Luway.sumber Balai KSDA Kalimantan Timur (http://bksdakaltim.dephut.go.id/anggrek-hitam-cagar-alam-padang-luway/) di akses tanggal 21 April 2015 pukul 15.20 WIB
2011. usaha pelestarian flora dan fauna https://geographyeducation.wordpress.com/2011/11/02/usaha-pelestarian-flora-dan-fauna/di akses tanggal 22 April 2015 pukul 10.20 WIB
Komentar