PERSEBARAN KOMUNITAS FLORA (TUMBUHAN) DI DUNIA
Persebaran Flora di dunia diantaranya : Daerah tropis, Sub tropis dan Kutub
A. Daerah Tropis (0 derajat sampai 23,5 derajat LU dan LS)
1.Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
2. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
3. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
Jenis tumbuhan yang hidup di daeran hutan basah antara lain :
2. Hutan tropik dengan irama musiman
Hutan ini merupakan hutan khas di daerah tropik yang mengalami musim kering jelas dan lama. Hutan ini dibedakan atas empat jenis sebagai berikut:
a) Hutan Musim
Hutan ini terdapat di daerah yang mendapat curah hujan antara 100 cm —200 cm Setiap tahun dengan musim kering yang lama antara 4 sampai 6 bulan atau kemungkinan lebih. Hutan musim tersebar di India, Myanmar, Indo Cina, Indonesia, Malaysia, Australia Utara,Malagasi, Mika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Vegetasinya tidak begitu lebat. Ada beberapa pohon yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti pohon jati.
b) Hutan Sabana dan Semak Berduri
Hutan sabana dan semak berduri terdapat di daerah-daerah dengan musim kemarau yang lebih panjang. Hutan ini bersifat xerofit (tahan terhadap kekurangan air) dan sering meranggas selama musim kering. Selain itu, hutannya terbuka, miskin liana dan epifir, tumbuhan berumbi (geofit) melimpah, pohon-pohon berjauhan dan agak kerdil, serta tingginya tidak lebih dari 20 meter. Hutan ini banyak tersebar di daerah tropik dan subtropik, seperti di Kuba, Brasil, Argentina, Afrika Timur, Afrika Tengah, India, Cina, serta bagian utara dan timur Australia.
c) Sabana dan Padang Rumput Tropik dan Subtropik
Tumbuhan yang dominan di daerah sabana adalah rumput (Gramineae) yang tinggi denggan semak belukar. Curah hujannya ada yang hanya 25-75 cm/tahun. Pada cekungan yang berair masih ditemui pepohonan yang kerdil. Ada yang meranggas dan ada juga yang selalu hijau. Namun, umumnya memperlihatkan tumbuhan xerofit. Tumbuhan pohon yang khas, antara lain akasia, pohon baobab (Adansonia digitata), dan palma. Sabana banyak tersebar di Orinoko yang disebut Lianos, di Hindia Barat, Malagasari Tengah, Pegunungan India, bagian barat daya Amerika Tengah, Australia Tengah, dan Florida Selatan.
d) Gurun Tropik dan Subtropik
Hutan ini terdapat di pinggiran gurun yang memiliki curah hujan antara 20-50 cm/tahun. Suhu berubah-ubah, tetapi tetap panas di semua musim karena teriknya matahari. Batuannya terdiri atas kerikil, pasir, bukitbatu, dan cadas. Terdapat semak kerdil setengah gurun dan bersifat xeromorfik. Tumbuhannya antara lain akasia (Acacia), tumbuhan suku lentis, seperti kaktus dan E,uphorbia, Agave (semacam nenas), Aloe, dan Yucca.
Pada umumnya, tumbuhan di daerah tersebut berduri atau berambut lebat, berakar terpencar luas, dan panjang. Fenomena tersebut tampak di barat daya Amerika Serikat, Meksiko, sepanjang kaki pegunungan Andes, di pinggiran Sahara Afrika, dan pinggiran Gurun Australia. Keadaan ini terdapat pada sisi gurun panas ke arah khatulistiwa.
Adapun pada sisi gurun arah lintang tinggi, seperti Gurun Gobi biasanya dibatasi oleh stepa.
Pada wilayah yang lebih kering, tingkat curah hujan kurang dari 20 cm/tahun, kelembapan antara 5-50%, atmosfer sangat cerah, matahari panas dan terik, serta awan sangat kurang. Pada malam hari, udara kadang-kadang sejuk dan siang hari sangat panas. Kadang-kadang tidak terjadi hujan beberapa bulan atau tahun.
3. Padang rumput
Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang rumput menjadi istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai macam kata yang berkaitan dengan hutan.
Pada wilayah yang lebih kering, tingkat curah hujan kurang dari 20 cm/tahun, kelembapan antara 5-50%, atmosfer sangat cerah, matahari panas dan terik, serta awan sangat kurang. Pada malam hari, udara kadang-kadang sejuk dan siang hari sangat panas. Kadang-kadang tidak terjadi hujan beberapa bulan atau tahun.
3. Padang rumput
Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang rumput menjadi istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai macam kata yang berkaitan dengan hutan.
Padang rumput sendiri terletak di daerah yang memiliki musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Hal ini dapat dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 900-4000m diatas permukaan laut.Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri padang rumput
- Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
- Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
- Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti di Amerika Utara, rumputnya mencapai 3 m, misalnya: rumput-rumput bluestem dan India Grasses.
- Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
- Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
- Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur.
- Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika
4. Sabana
Sabana adalah padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia. Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis.
Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Kurangnya curah hujan menjadi pendorong munculnya sabana. Sehingga sabana dikenal juga padang rumput tropis. Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan.
Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali. Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25inci sepanjang waktu.
5. Gurun tropis dan subtropis
Gurun mempunyai curah hujan yang sangat sedikit sehingga hanya dapat menunjang tumbuhan khusus yang letaknya berserakan. Cuaca yang sangat ekstrem (perbedaan suhu siang dan malam), menyebabkan hanya tumbuhan dan hewan yang dapat beradaptasi dapat hidup disana.
Pada umumnya gurun ini terdapat disebelah utara dan selatan dari mintakat khatulistiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah katulistiwa itu terkurung oleh gurun-gurun. Contoh: gurun Sahara, Gobi, Arab, Afrika Utara, India, Australia Tengah curah hujan ± 20 cm / th. dengan kelembaban 5 – 50 %.
Tumbuhan yang ada di gurun seperti kaktus dengan berbagai jenisnya, semak-semak yang berbau dan berperekat (”Larrea”), ada juga tumbuhan berbiji terbuka yang disebut ”tumboa” (Weltsitschia) dan semangka gurun (Acanthosicyos horrida).
Kebanyakan tumbuhan gurun mempunyai ciri-ciri tertentu seperti jaringan serabut yang berlebih, epidermis yang tebal, mulut kulit yang tenggelam dan terlindung, perlapisan permukaan tertutup sebangsa lilin. Kesemua ciri-ciri itu sebagai adaptasi terhadap kekeringan (lingkungan).
Dibeberapa tempat yang cukup ada air dapat tumbuh vegetasi yang cukup subur seperti kurma (Phoenix dactylifera) dan lain tumbuhan kayu, meskipun berdaun sempit dan tebal seperti daerah oase.
6. Lahan Hutan Berduri
Bentuk vegetasi ini diketemukan pada daerah tropik dengan iklim yang mempunyai musim kering yang panjang dan musim hujan lebat yang rendah dan singkat, dengan suhu tinggi sepanjang tahun 15 – 35o c dan presipitasi 40 – 90 cm/th. Hutan berduri ini di daerah tropika biasanya bersifdat meranggas. Akar tumbuhan ini masuk tanah cukup dalam untuk mendapat air. Semak-semak berduri ini mencapai ketinggian 3 – 5 meter.
Pada umumnya semak berduri ini berkembang didaerah kering di Amerika Selatan tropik, Karibia, Meksiko, Sudan, India. Untuk wilayah Indonesia hutan berduri hanya dijumpai sedikit di wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur yang tanahnya terdiri dari kapur atau pasir dengan hujan yang sedikit dan jauh dari daerah aliran sungai (DAS).
7. Semak kerdil setengah gurun
Didaerah tropika, tipe vegetasi ini biasanya ditemukan dilereng-lereng perbukitan yang berbatu atau bercadas, maupun bentuk lahan yang bergelombang berpasir atau berkerikil. Semak-semak ini biasanya sudah berbatasan dengan gurun tropis.
Tipe vegetasi ini dijumpai disepanjang kaki pegunungan Andes serta daerah yang berbatasan dengan sahara, dan Australia.
Curah hujan 50 cm setiap tahun, ciri semak-semak setengah gurun ini sering tumbuh terpisah-pisah atau menggerombol yang sedikit banyak bersifat kontinu, dengan daun kaku dan tebal seperti agave, Aloe dan Yucca.Wilayah Indonesia tidak mempunyai tipe vegetasi setengah gurun, namun bila tidak hati-hati menjaga lingkungan tidak mustahil akan terbentuk lahan seperti setengah gurun.
8. Hutan Bakau
Hutan ini di Indonesia hampir didapati diseluruh pantai kecuali pantai-pantai curam. Misalnya pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, pantai Kalimantan dan Pantai selatan Irian. Hutan bakau di Indonesia sudah banyak yang rusak utamanya di pulau jawa.
Hal ini menyebabkan terjadinya erosi (abrasi) pantai.
Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali. Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25inci sepanjang waktu.
5. Gurun tropis dan subtropis
Gurun mempunyai curah hujan yang sangat sedikit sehingga hanya dapat menunjang tumbuhan khusus yang letaknya berserakan. Cuaca yang sangat ekstrem (perbedaan suhu siang dan malam), menyebabkan hanya tumbuhan dan hewan yang dapat beradaptasi dapat hidup disana.
Pada umumnya gurun ini terdapat disebelah utara dan selatan dari mintakat khatulistiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah katulistiwa itu terkurung oleh gurun-gurun. Contoh: gurun Sahara, Gobi, Arab, Afrika Utara, India, Australia Tengah curah hujan ± 20 cm / th. dengan kelembaban 5 – 50 %.
Tumbuhan yang ada di gurun seperti kaktus dengan berbagai jenisnya, semak-semak yang berbau dan berperekat (”Larrea”), ada juga tumbuhan berbiji terbuka yang disebut ”tumboa” (Weltsitschia) dan semangka gurun (Acanthosicyos horrida).
Kebanyakan tumbuhan gurun mempunyai ciri-ciri tertentu seperti jaringan serabut yang berlebih, epidermis yang tebal, mulut kulit yang tenggelam dan terlindung, perlapisan permukaan tertutup sebangsa lilin. Kesemua ciri-ciri itu sebagai adaptasi terhadap kekeringan (lingkungan).
Dibeberapa tempat yang cukup ada air dapat tumbuh vegetasi yang cukup subur seperti kurma (Phoenix dactylifera) dan lain tumbuhan kayu, meskipun berdaun sempit dan tebal seperti daerah oase.
6. Lahan Hutan Berduri
Bentuk vegetasi ini diketemukan pada daerah tropik dengan iklim yang mempunyai musim kering yang panjang dan musim hujan lebat yang rendah dan singkat, dengan suhu tinggi sepanjang tahun 15 – 35o c dan presipitasi 40 – 90 cm/th. Hutan berduri ini di daerah tropika biasanya bersifdat meranggas. Akar tumbuhan ini masuk tanah cukup dalam untuk mendapat air. Semak-semak berduri ini mencapai ketinggian 3 – 5 meter.
Pada umumnya semak berduri ini berkembang didaerah kering di Amerika Selatan tropik, Karibia, Meksiko, Sudan, India. Untuk wilayah Indonesia hutan berduri hanya dijumpai sedikit di wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur yang tanahnya terdiri dari kapur atau pasir dengan hujan yang sedikit dan jauh dari daerah aliran sungai (DAS).
7. Semak kerdil setengah gurun
Didaerah tropika, tipe vegetasi ini biasanya ditemukan dilereng-lereng perbukitan yang berbatu atau bercadas, maupun bentuk lahan yang bergelombang berpasir atau berkerikil. Semak-semak ini biasanya sudah berbatasan dengan gurun tropis.
Tipe vegetasi ini dijumpai disepanjang kaki pegunungan Andes serta daerah yang berbatasan dengan sahara, dan Australia.
Curah hujan 50 cm setiap tahun, ciri semak-semak setengah gurun ini sering tumbuh terpisah-pisah atau menggerombol yang sedikit banyak bersifat kontinu, dengan daun kaku dan tebal seperti agave, Aloe dan Yucca.Wilayah Indonesia tidak mempunyai tipe vegetasi setengah gurun, namun bila tidak hati-hati menjaga lingkungan tidak mustahil akan terbentuk lahan seperti setengah gurun.
8. Hutan Bakau
Hutan ini di Indonesia hampir didapati diseluruh pantai kecuali pantai-pantai curam. Misalnya pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, pantai Kalimantan dan Pantai selatan Irian. Hutan bakau di Indonesia sudah banyak yang rusak utamanya di pulau jawa.
Hal ini menyebabkan terjadinya erosi (abrasi) pantai.
Ciri hutan ini adalah pohon bakau banyak mempunyai akar tunjang, serta akar nafas yang timbul dari bawah lumpur.
Hutan bakau ini sering tumbuh meluas sampai jarak cukup jauh dari pesisir, tergantung sejauh mana endapan aluvial dan pengaruh pasang surut air laut. Kadang-kadang hutan bakau diganti oleh palma seperti pohon-pohon nipa (”nipafrunticaus”), yang oleh penduduk pantai daunnya dipakai sebagai atap rumah dan buahnya dapat disadap untuk keperluan minuman atau gula.
Hutan bakau ini sering tumbuh meluas sampai jarak cukup jauh dari pesisir, tergantung sejauh mana endapan aluvial dan pengaruh pasang surut air laut. Kadang-kadang hutan bakau diganti oleh palma seperti pohon-pohon nipa (”nipafrunticaus”), yang oleh penduduk pantai daunnya dipakai sebagai atap rumah dan buahnya dapat disadap untuk keperluan minuman atau gula.
Pohon nipa ini lebih banyak dijumpai dipantai-pantai yang tidak terlalu berlumpur dan banyak dijumpai dipantai di wilayah Indonesia bagian timur, seperti pantai Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
B. Daerah Iklim Sedang (Subtropis) (23,5 derajat sampai 66,5 derajat LU dan LS)
1. Hutan musim panas yang meranggas
Hutan yang hijau dimusim panas yang kebanyakan berdaun lebar dan kehilangan daunnya selama musim dingin, merupakan formasi klimaks utama yang meliputi sebagian besar Eropa, bagian timur Asia dan Amerika Utara. Keadaan meranggas ini sebagai akibat suatu kenyataan, bahwa suhu rendah mengganggu penyerapan air oleh akar-akar. Hal ini diimbangi dengan tidak adanya daun selama musim dingin tersebut. Hutan yang meranggas ini perkembangan utamanya meliputi : Amerika Serikat dalam iklim sedang sampai ke danau-danau besar bagian barat Eropa yang beriklim sedang meluas sampai pegunungan Ural, bagian utara Jepang, Chili selatan, dengan curah hujan ± 151 cm / tahun. Berbeda dengan hutan tropis yang bertingkat tajuknya, maka hutan musim panas hanya membentuk satu lapis (satu tingkat).
Oleh karena itu hutan ini kurang lebat dibanding hutan tropis basah dan tropis muson. Hutan musim panas ini dapat dibedakan atas lima tipe daerah iklim sedang yaitu :
1) Hutan pohon pasang. Persebarannya terutama dibagian barat dan tengah Eropa dengan ciri lebih terbuka dan tidak lebat.
2) Hutan campuran. Hutan ini lebih bervariasi dan lebih lebat dengan penyebaran dibagian timur Amerika Utara, Asia Timur dan Eropa Tenggara.
3) Hutan ”Faqus”. Terutama persebarannya di Eropa.
4) Hutan ”Nothofaqus Antartica”. Di Amerika Selatan dengan ciri hutan, pohon-pohon tumbuh berdesak-desakan dan disana-sini terdapat sedikit semak-semak.
5) Tipe lahan hutan meranggas yang lebih lembab. Hutan ini terutama berkembang didaerah yang berawa-rawa atau tempat-tempat yang tergenang didaerah Subtropis
2. Hutan pohon berdaun jarum di belahan utara
Hutan ini juga dikenal sebagai hutan ”boreal” ”hutan sub artik” atau ”taiga”. Ciri utama hutan ini adalah daunnya yang kecil menyerupai jarum atau kadang-kadang menyerupai sisik. Daun seperti ini bermanfaat untuk mengurangi transpirasi. Oleh sebab itu daun-daunnya dapat dipertahankan pada musim dingin (salju) sehingga tampak selalu hijau.
Pohon-pohonnya termasuk jenis picea, pinus, abies dan Conifera lain. Umumnya dibawah hutan berdaun jarum tidak banyak ditumbuhi flora tanah, sebab sebagian besar tanah bawah hutan tertutup oleh daun jarum yang jatuh dengan pembusukan yang lambat.
Hutan daun jarum dapat dibedakan menjadi lima tipe yaitu:
1) Hutan pohon jarum yang sifatnya campuran, menempati daerah boreal di Eropa, Asia dan Amerika Utara. Pohon-pohonnya didominasi oleh Picea, Abies, Pinus dan Larix. Curah hujan 25 – 100 cm dengan temperatur bulan panas ± 10o C.
1) Hutan pohon jarum yang sifatnya campuran, menempati daerah boreal di Eropa, Asia dan Amerika Utara. Pohon-pohonnya didominasi oleh Picea, Abies, Pinus dan Larix. Curah hujan 25 – 100 cm dengan temperatur bulan panas ± 10o C.
2) “Taiga”, hutan lebih bersifat terbuka sebab tanah tertutup oleh salju, sehingga lumut-lumut menjadi dominan. Persebarannya di Kanada Utara, sebagian besar Siberia dan Skandinavia Utara.
3. Hutan Hujan di daerah iklim sedang yang panas
Didaerah-daerah iklim sedang yang panas seperti daerah sub tropik yang mempunyai curah hujan yang tinggi dan terbagi rata sepanjang tahun, berkembang hutan yang selalu hijau dengan curah hujan antara 150 – 300 cm / tahun, tanpa ada pembekuan yang berarti. Hutan ini kurang lebat dan pada umumnya pohon-pohon lebih rendah dibanding pohon hutan tropis dan terdiri dari pohon yang tidak meranggas (daun jarum). Jadi akan jelas sekali perbedaan yang tajam pada musim dingin dan musim panas. Penyebaran hutan ini berkembang secara sporadis seperti dibagian selatan Amerika Serikat, Jepang selatan, Korea, Cina bagian barat, Afrika Selatan dan Selandia Baru.
4. Hutan berdaun kaku
Daerah iklim sedang dengan musim panas yang cukup bersuhu tinggi dan bergantian dengan musim yang sejuk, pohon dan semak-semak cenderung selalu hijau dengan ciri daun kecil, keras, dan tebal. Sifat hutan ini merupakan karakteristik kebanyakan hutan pantai-pantai dan daerah pedalaman sekitar Laut Tengah, Barat daya Australia, Afrika Selatan serta Chili Tengah, contoh pohon Eucalyptus di Australia.
5. Padang semak belukar dan padang rumput
Daerah yang didominasi semak-semak yang berdaun sempit yaitu dari suku ”ericaceae” merupakan suatu hal yang umum didaerah iklim sedang, daerah kutub utara dan didaerah pegunungan yang tinggi. Komunitas tumbuhan ini rapat dengan ketinggian ± 25 cm, yang persebarannya terutama didaerah musim dingin yang basah seperti ”heater” atau ”ling” (Calluna vulgaris), vaccinum, arctostaphylos dan empertrum nigrum.
Disamping itu padang rumput juga merupakan salah satu vegetasi dunia yang penting didaerah ini. Bila didaerah Tropika lahan rumput berbentuk khas sebagai sabana, maka didaerah sedang padang rumput biasanya tanpa pohon. Curah hujan dipadang rumput antara 25 – 75 cm/tahun. Contoh padang rumput yang terkenal ialah ”prairi” di Amerika Utara dan ”Stepa” di Rusia, ”veld” di Afrika Selatan ”pampa” di Amerika Selatan dan padang rumput dibagian selatan Australia dan Selandia Baru.
Pada umumnya padang rumput ini didominasi dari tipe gramineae. Sifat khusus rumput ini adalah akarnya yang dangkal dengan perakaran berbentuk anyaman untuk mencegah / penahan air hujan yang jatuh masuk lebih jauh ke dalam tanah.
6. Vegetasi setengah gurun dan gurun
Daerah gurun mempunyai kondisi, sangat kurang presipitasi dengan batuan / pasir yang mudah meloloskan air. Gurun merupakan suatu daerah yang stabil dilihat dari segi vegetasinya. Daerah gurun dan setengah gurun adalah merupakan peristilahan untuk membedakan suatu gurun dengan pandangan dari aspek vegetasi yang ada. Didaerah setengah gurun mempunyai ciri-ciri, yang terdiri dari tanah gundul yang luas, datar atau bergelombang yang dapat mendukung kehidupan semak-semak dengan warna abu-abu, berperekat dan berbau sedap yang tingginya ½ sampai 1 meter disebut ”Larrea tridentata”. Tumbuhan ini tahan terhadap kadar garam yang tinggi.
Disamping semak-semak tadi, sering juga ditemui pepohonan seperti Salix dan populus, yang tumbuh terbatas pada cekungan-cekungan yang lembab atau dekat aliran-aliran air. Cactus juga merupakan tumbuhan gurun yang akan berbunga bila hujan memungkinkan. Daerah gurun merupakan daerah yang curah hujan dan persediaan air lebih sedikit, seperti Gurun trans Kaspia yang merupakan dataran terbuka.
Gurun Gobi merupakan dataran tinggi. Keduanya terletak dibagian Asia yang mempunyai iklim sedang. Kedua gurun tersebut selalu kering dengan suhu harian yang sangat ekstrem. Didaerah ini hampir tidak dijumpai vegetasi.
C. Daerah Kutub dan Daerah yang Tinggi (661/2 derajat sampai 90 derajat LU/LS)
1. Tundra
Tundra merupakan daratan tanpa pohon yang terdapat di kutub utara. Vegetasi yang ada terdiri dari lumut kerak dan vegetasi rumput. Jenis vegetasi ini mirip dengan vegetasi yang tetdapat pada vegetasi gurun hanya saja terdapat pada iklim dingin, sehingga tundra sering disebut juga gurun dingin (cold desert). Tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada.
Ciri-ciri :
a. Temperatur sangat rendah
b. memiliki iklim kutub
c. pohon rendah atau amat pendek (semak) dan lumut
d. masa pertumbuhan vegetasi sangat pendek
e. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap
f. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan
Bentangan tundra meliputi sebagian besar dataran-dataran rendah didaerah Artika, yang pada umumnya merupakan semacam padang rumput tipis yang didominasi oleh tumbuhan ”mesofitik” seperti Carex bigelowii dan rumput Poa artica, serta semak-semak kecil dan rendah salix. Didaerah Arktika Bawah yang berupa cekungan kadang-kadang dijumpai vegetasi yang agak banyak (lebat) seperti rumput kapas (Eriophorum spp.) dan Carex aquatilis serta rumput Arctagrostis latifolia. Variasi utama yang terjadi didaerah artik, karena pengaruh kondisi air setempat, faktor edafik serta faktor pembekuan.
Daerah pantai yang terdiri dari kerikil dan batu-batu biasanya terdapat krolot laut (Areanaria peploides) dan Meriensia maritimia, yang tumbuh berpencar-pencar. Pada daerah pegunungan tinggi, suhunya akan sama dengan daerah tundra sehingga vegetasi yang mampu berkembang adalah lumut kerak.
Misalnya, di pegunungan Andes Amerika Selatan, Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpina, Pegunungan Rocky, Gunung Akonkagua, dan Gunung Jaya Wijaya. Kemudian, terdapat pula padang semak-semak kerdil di daerah Arktika yang terdiri dari berbagai jenis Salix spp dan Betua spp.
2. Padang Semak kerdil
Padang semak kerdil terdapat di lereng – lereng atau cekungan yang basah. Padang semak kerdil tipe seral adalah gambut atau rawa-rawa yang terdapat di danau daerah arktik, berupa rawa teki –tekian akuantik. Tipe antartika daerah ini tidak berpohon. Vegetasinya khusus, yaitu jenis rumput vascular, lumut kerak, lumut, dan alga.
2. Padang Semak kerdil
Padang semak kerdil terdapat di lereng – lereng atau cekungan yang basah. Padang semak kerdil tipe seral adalah gambut atau rawa-rawa yang terdapat di danau daerah arktik, berupa rawa teki –tekian akuantik. Tipe antartika daerah ini tidak berpohon. Vegetasinya khusus, yaitu jenis rumput vascular, lumut kerak, lumut, dan alga.
Referensi
Wardiyatmoko, K.2014.Geografi untuk SMA XI. Jakarta.: Erlangga.
Somantri Lili dan Nurul Huda.2014.Geeografi 2. Bandung : Grafindo
https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/11/16/persebaran-flora-dan-fauna-di-dunia/
http://ipsgampang.blogspot.com/2014/08/keragaman-flora-dan-fauna-di-dunia
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/04/06/jenis-hutan-dan-fungsinya-543488
Wardiyatmoko, K.2014.Geografi untuk SMA XI. Jakarta.: Erlangga.
Somantri Lili dan Nurul Huda.2014.Geeografi 2. Bandung : Grafindo
https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/11/16/persebaran-flora-dan-fauna-di-dunia/
http://ipsgampang.blogspot.com/2014/08/keragaman-flora-dan-fauna-di-dunia
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/04/06/jenis-hutan-dan-fungsinya-543488
Komentar